Komponen-Komponen Sistem Pengapian CDI dan Fungsinya
Sistem pengapian CDI adalah sistem pengapian yang kerjanya berdasarkan pembuangan muatan kapasitor. Pada sistem pengapian CDI ini, kapasitor diisi tegangan sekitar 300 V - 500 V kemudian ketika CDI bekerja maka kapasitor akan melepas muatan tegangan tersebut ke kumparan primer pada koil dan koil akan menaikkan tegangan menjadi lebih tinggi lagi. Berkaitan dengan cara kerja atau prinsip kerja sistem pengapian CDI, sobat dapat membaca artikel Guru Otomotif di cara kerja sistem pengapian CDI (capasitive discharge ignition). Nah di artikel ini Guru Otomotif akan bahas apa saja komponen-komponen pada sistem pengapian CDI dan apa fungsinya.
Komponen-Komponen Sistem Pengapian CDI
Secara sederhana sistem pengapian CDI bisa digambarkan dengan skema berikut ini, di mana pada rangkaian tersebut jika dikelompokkan perbagian yang lebih kecil sesuai dengan kerja masing-masing, maka dapat dikelompokkan menjadi enam blok atau bagian utama dari sistem pengapian CDI. Berikut ini keenam bagian utama atau enam blok tersebut:
Konverter DC ke DC
DC to DC converter atau konverter DC ke DC berfungsi untuk mensuplai tegangan untuk pengisian kapasitor. Komponen ini pada prinsipnya terdiri dari rangkaian pengubah arus DC atau arus searah dari baterai menjadi (seolah-olah) arus AC atau bolak balik dengan rangkaian flip-flop. Arus AC yang dihasilkan lalu dinaikkan tegangannya oleh transformator step up menjadi sekitar 300 sampai 500 volt lalu disearahkan kembali dengan dioda sistem jembatan. Tegangan tinggi (300-500 V) inilah yang digunakan untuk mengisi kapasitor. Dan secara sederhana dapat dijelaskan bahwa konverter DC ke DC berfungsi untuk mengubah arus DC menjadi AC kemudian menaikkan tegangannya lalu menyearahkan kembali menjadi arus DC.
Kapasitor
Kapasitor berfungsi untuk menyimpan arus atau energi listrik yang disuplai oleh konverter DC ke DC di atas.
Generator Pulsa
Generator pulsa atau generator sinyal berfungsi sebagai pemicu atau trigger atau penghasil sinyal tegangan ON dan OFF yang kemudian digunakan untuk mengontrol kerja thyristor.
Penguat Pulsa (Amplifier)
Penguat pulsa atau amplifier berfungsi sebagai penguat sinyal tegangan yang dihasilkan oleh generator pulsa, sehingga sinyal yang dihasilkan oleh generator pulsa tersebut menjadi cukup kuat untuk mengaktifkan thyristor.
Saklar Thyristor
Saklar thyristor berfungsi untuk mengalirkan energi dari kapasitor ke koil pengapian. Thyristor ini adalah komponen semikonduktor yang akan bekerja ON karena adanya sinyal tegangan di kaki basisnya. Dan ketika distributor berputar, sinyal tegangan dihasilkan oleh pick up coil. Pulsa tegangan ini dikuatkan oleh amplifier untuk selanjutnya mengaktifkan atau meng-ON-kan thyristor. Dan pada saat thyristor ON, kapasitor mengeluarkan muatannya ke kumparan primer koil. Lalu thyristor kembali OFF dan kapasitor terisi kembali.
Koil
Koil pengapian berfungsi sebagai transformator yang menghasilkan tegangan tinggi untuk selanjutnya disalurkan ke busi. Metode atau cara pembuangan muatan kapasitor untuk menghasilkan tegangan tinggi sehingga terjadi loncatan bunga api pada busi dan dapat dicapai dengan menyimpan energi listrik pada kapasitor. Jika pengapian sudah tepat dan api siap untuk dipercikkan, maka thyristor power akan aktif dan membentuk rangkaian tertutup antara kapasitor dan kumparan primer koil. Kapasitor dengan cepat akan melepas muatannya melalui kumparan primer koil. Aliran arus yang sangat cepat di dalam kumparan primer akan menyebabkan terjadinya medan magnet pada koil dan menaikkan tegangan menjadi lebih tinggi pada kumparan sekunder. Tegangan tinggi inilah yang disalurkan ke busi untuk menghasilkan percikan bunga api pada busi.
Demikianlah artikel tentang komponen-komponen sistem pengapian cdi dan fungsinya, semoga dapat dipahami dan jika ada yang bingung silahkan dapat ditanyakan pada kolom komentar di bawah ini. Salam Otomotif!