Cara Kerja Sistem Pengapian CDI Model Platina
Sistem pengapian CDI (Capasitive Discharge Ignition) adalah sistem pengapian yang bekerja berdasarkan pembuangan muatan pada kapasitor, dimana setelah kapasitor diisi (charger) dengan tegangan tinggi sekitar 300 sampai 500 volt, kemudian kapasitor akan melepaskan muatannya tersebut (setelah CDI bekerja) ke kumparan primer pada koil pengapian untuk menaikkan tegangan pada kumparan sekundernya. Pada artikel sebelumnya Guru Otomotif sudah menjelaskan tentang cara kerja sistem pengapian CDI yang sudah menggunakan full elektronik. Pada artikel ini Guru Otomotif akan kembali menjelaskan cara kerja sistem pengapian CDI namun yang masih menggunakan platina atau kontak pemutus.
Komponen Sistem Pengapian CDI Model Platina
Komponen-komponen sistem pengapian CDI yang masih menggunakan platina diantaranya adalah sebagai berikut:
Bagian A di dalam kotak dengan garis putus-putus adalah bagian DC to DC converter yang berfungsi untuk mengubah arus DC menjadi AC lalu tegangannya dinaikkan dan kemudian disearahkan kembali menjadi arus DC. Sedangkan bagian B adalah kapasitor utama, bagian C merupakan sistem penghasil pulsa tegangan atau pemicu kerja thyristor, bagian D adalah thyristor, dan bagian E adalah koil sistem pengapian. Lalu bagaimana cara kerja sistem pengapian CDI yang masih memakai platina tersebut?
Cara Kerja Sistem Pengapian CDI Model Platina
Cara kerja atau prinsip kerja rangkaian CDI model platina di atas adalah sebagai berikut: ketika kunci kontak di ON-kan maka arus akan mengalir ke rangkaian A, dan akibat kerja dari rangkaian multivibrator yang sudah dibentuk oleh kedua transistor yang ON dan OFF secara bergantian dan cepat, maka arus listrik dengan cepat dan secara bergantian akan mengalir ke transistor kiri dan kanan sehingga arus juga akan mengalir secara bergantian dan cepat ke kumparan di atas dan di bawah terminal 0 pada transformator. Ini akan menyebabkan pada kumparan muncul medan magnet dengan arah kutub yang berubah-ubah juga. Efek ini akan mengakibatkan terjadinya tegangan induksi di kumparan sekunder dengan tegangan yang sangat besar dibanding tegangan pada kumparan primer. Tegangan yang dihasilkan adalah tegangan AC lalu disearahkan oleh dioda sistem jembatan.
Output dari dioda ini adalah tegangan DC yang selanjutnya dialirkan untuk mengisi kapasitor. Dan jika kontak pemutus atau platina dalam keadaan menutup, maka arus dari baterai akan mengalir ke kunci kontak, lalu ke dioda, ke R 47, lalu ke platina atau kontak pemutus, lalu ke massa. Dalam kondisi ini tidak ada sinyal tegangan atau arus yang menuju ke thyristor sehingga kapasitor belum mengeluarkan muatannya. Dan ketika platina atau kontak pemutus membuka maka arus dari R47 akan mengalir ke dioda, lalu ke kapasitor 47nF, lalu ke kaki gerbang (basis) thyristor. Adanya arus ini menyebabkan thyristor menjadi aktif sehingga kaki anoda dan katoda terhubung membentuk suatu rangkaian tertutup antara kapasitor utama, thyristor, kumparan primer koil pengapian, dan kaki negatif kapasitor utama. Akibat dari adanya rangkaian tertutup ini maka kapasitor akan mengeluarkan muatannya dengan sangat cepat melalui kumparan primer yang dengan sangat cepat juga mengakibatkan terjadinya medan magnet di koil, sehingga terjadilah tegangan induksi pada kumparan sekunder koil.
Jika kontak pemutus kembali menutup, maka arus akan mengalir ke massa lagi dan tidak ada arus yang mengalir ke kaki gerbang thyristor sehingga thyristor menjadi tidak bekerja atau OFF.karena thyristor tidak bekerja maka terjadi rangkaian terbuka pada kapasitor. Pada saat ini pengisian kapasitor terjadi lagi dengan cepat hingga platina kembali membuka dan muatan kapasitor kembali dibuang dengan cepat ke kumparan primer koil. Kejadian ini akan terjadi berulang-ulang selama sistem pengapian bekerja dan mesin bekerja.
Demikianlah cara kerja sistem pengapian CDI model platina, jika masih belum paham cobalah untuk membacanya secara pelan-pelan sambil melihat gambar rangkaian sistem pengapian CDI di atas. Semoga artikel ini membantu dan menambah pengetahuan kita.